Waspadai MERS, Jika Hendak ke Arab
Anda yang hendak melakukan perjalanan atau berkunjung ke negara-negara Arab sebaiknya mewaspadai Middle East Respiratory Syndrome (MERS).
Anda yang hendak melakukan perjalanan atau berkunjung ke negara-negara Arab sebaiknya mewaspadai Middle East Respiratory Syndrome (MERS).
MERS merupakan penyakit yang disebabkan oleh coronavirus baru, yang disebut oleh kelompok studi coronavirus dari Komite Internasional untuk Taksonomi Virus sebagai Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-Cov). Virus itu tidak sama dengan coronavirus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), namun mirip dengan coronavirus yang terdapat pada kelelawar.
Kasus MERS pertama kali dilaporkan pada 2012 di Arab Saudi. Hingga Juni 2013, tercatat sebanyak 77 kasus jumlah infeksi MERS-Cov di dunia. Yang terbanyak terjadi di Saudi Arabia, disusul Italia, Inggris, Prancis, Jordania, Qatar, Tunisia dan Uni Emirat Arab. Dari kasus-kasus itu, 40 di antaranya berakhir dengan kematian.
Gejala dan Penularan
Infeksi MERS-Cov yang dialami sebagian besar orang akan berkembang menjadi penyakit saluran pernapasan berat atau sedang, dengan gejala-gejala demam, batuk dan napas pendek. Namun sampai saat ini, masih terus dilakukan investigasi mengenai pola penularan MERS-Cov karena telah ditemukan adanya penularan dari manusia ke manusia yang saling kontak dekat dengan penderita. Penularan dari pasien yang terinfeksi kepada petugas kesehatan yang merawat juga diamati. Selain itu, cluster dari kasus infeksi MERS-Cov di Arab Saudi, Jordania, Inggris, Prancis, Tunisia dan Italia juga diinvestigasi.
Infeksi MERS-Cov yang dialami sebagian besar orang akan berkembang menjadi penyakit saluran pernapasan berat atau sedang, dengan gejala-gejala demam, batuk dan napas pendek. Namun sampai saat ini, masih terus dilakukan investigasi mengenai pola penularan MERS-Cov karena telah ditemukan adanya penularan dari manusia ke manusia yang saling kontak dekat dengan penderita. Penularan dari pasien yang terinfeksi kepada petugas kesehatan yang merawat juga diamati. Selain itu, cluster dari kasus infeksi MERS-Cov di Arab Saudi, Jordania, Inggris, Prancis, Tunisia dan Italia juga diinvestigasi.
Vaksin dan Pengobatan
Belum ada vaksin spesifik yang dapat mencegah infeksi MERS-Cov hingga kini. Selain itu, belum ditemukan juga metode pengobatan yang secara spesifik bisa menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh MERS-Cov. Perawatan medis hanya bersifat suportif untuk meringankan gejala. Tes laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk MERS-Cov tersedia di Kementerian Kesehatan dan beberapa laboratorium internasional, namun tes tersebut bukan tes rutin.
Belum ada vaksin spesifik yang dapat mencegah infeksi MERS-Cov hingga kini. Selain itu, belum ditemukan juga metode pengobatan yang secara spesifik bisa menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh MERS-Cov. Perawatan medis hanya bersifat suportif untuk meringankan gejala. Tes laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk MERS-Cov tersedia di Kementerian Kesehatan dan beberapa laboratorium internasional, namun tes tersebut bukan tes rutin.
Hendak Bepergian ke Negara-negara Arab?
Anda masih tetap bisa melakukan perjalanan atau berkunjung ke negara-negara Arabia Peninsula dan sekitarnya karena Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Center for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat tidak akan mengeluarkan surat travel warning tentang kesehatan kepada negara-negara yang terkait dengan MERS-Cov.
Anda masih tetap bisa melakukan perjalanan atau berkunjung ke negara-negara Arabia Peninsula dan sekitarnya karena Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Center for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat tidak akan mengeluarkan surat travel warning tentang kesehatan kepada negara-negara yang terkait dengan MERS-Cov.
Namun untuk itu, Anda perlu melakukan antisipasi agar terlindungi dari kejadian penyakit saluran pernapasan, sebagai berikut:
Tutuplah hidung dan mulut dengan tisu ketika batuk atau bersin, dan segera buang tisu tersebut ke tempat sampah;
Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang belum dicuci;
Hindari kontak secara dekat dengan orang yang sedang menderita sakit, misalnya ciuman atau penggunaan alat makan/minum bersama;
Bersihkan barang-barang yang sering disentuh dengan menggunakan desinfektan.
Dan jika dalam kurun waktu 14 hari sesudah perjalanan Anda mengalami demam dan gejala sakit pada saluran pernapasan bagian bawah, seperti batuk atau sesak napas, segera periksakan diri ke dokter. (SUMBER: Pusat Komunikasi Publik, Kementerian Kesehatan RI)
Tutuplah hidung dan mulut dengan tisu ketika batuk atau bersin, dan segera buang tisu tersebut ke tempat sampah;
Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang belum dicuci;
Hindari kontak secara dekat dengan orang yang sedang menderita sakit, misalnya ciuman atau penggunaan alat makan/minum bersama;
Bersihkan barang-barang yang sering disentuh dengan menggunakan desinfektan.
Dan jika dalam kurun waktu 14 hari sesudah perjalanan Anda mengalami demam dan gejala sakit pada saluran pernapasan bagian bawah, seperti batuk atau sesak napas, segera periksakan diri ke dokter. (SUMBER: Pusat Komunikasi Publik, Kementerian Kesehatan RI)